tempatnya orang gila

Selasa, 19 Februari 2013

PENDIDIKAN GRATIS DAN PENINGKATAN KUALITAS SDM di SULAWESI SELATAN (Studi Kasus Tentang Kebijakan Aturan Derah Terkait Pendidikan Gratis)



PENDIDIKAN GRATIS  DAN PENINGKATAN KUALITAS SDM di SULAWESI SELATAN
(Studi Kasus Tentang Kebijakan Aturan Derah Terkait Pendidikan Gratis)
            ,,,Berawal dari sebuah realita dan harapan yang terlalu bersebarangan jauh di dunia pendidikanku…..




Apa Itu Pendidikan Dan Sasarannya Apa ??
            Pandangan dunia pendidikan secara substantif sebenarnya tidak terlalu asing di masyarakat.Pendidikan telah hadir di kalangan masyarakat sejak masa silam terlebih-lebih lagi pada masa kini dan waktu-waktu  mendatang.
            Pendidikan adalah sebuah realita,realita yang mampu memberikan tekanan pada seseorang untuk berubah,belajar dan mengajar.
            Secara etimologi pendidikan daapat di artikan sebagai proses perubahan dari 0 menjadi 10.Adanya siterdidik dan peserta didik melahirkan suatu proses pengajaran yang lebih merujuk pada suatu didikan.
Transfer ilmu seringkali dilakukan oleh peserta didik dan si terdidik saat proses pengajaran berlangsung.Namun,disparitas dalam dunia pendidikan sering menimbulkan ketidakpuasan dan ketoka muncul perbedaan maka potensi untuk berbenturan pun semakin besar.
Kaitannya dengan pendidkan pada bagian ini sasaran utama pendidikan aadalah manusia.Dalam proses pendidikan peserta didik di bantu untuk menumbuh kembangkanpotensi-potensi kemanusiaannya.
Sulawesi Selatan Dengan Pendidikan Gratisnya
Pendidikan gratis yang berlaku universal untuk semua kalangan masyarakat.Selama beberapa tahun terakhir  SULAWESI SELATAN dipimpin oleh seorang gubernur dengan program pendidikan gratis .
Dalam dekade kepemimpinan ini pendidikan gratis di SULAWESI SELATAN belum sepenuhnya berjalan sebagaiman mestinya.Artinya masiih banyak yang perlu di benahi.
Pendidikan gratis hanya sebagai jualan politik penguasa di SULAWESI SELATAN.Beberapa tahun terakhir setelah peluncuraan paket pendidikan gratis,proses peningkatan kapasitas,kapabilitas manusia bukannya meningkat tapi menurun dari tahun ke tahun.
Bukan hanya itu pendidikan gratis di SULAWESI SELATAN sering diejawantahkan kedalam bentuk kesempatan bagi para pihak terkait untuk ambil “bagian”    


Kualitas SDM Sulawesi Selatan  Dengan Pendidikan Gratis

Meninjau masalah kualitas SDM dengan adanya pendidikan gratis tidaklah semapan atau sesuai dangan harapan semua orang. Realitas dan harapan jauh bersebrangan. Peserta didik sebagai penyiapan warga Negara dimasa akan datang tentulah bergantung pada tingkat kualitas SDM dan pemimpinnya dengan berbagai kebijaksanaannya.Menurut data harian KOMPAS 2012 kebijakan pendidikan gratis di tingkat SD hinga SMP yang di canangkan Pemerintah  SULAWESI SELATAN(Sulsel) sejak tahun 1998 hingga saat ini masih memerlukan penyempurnaan dalam opersionalisasi kebijakan dilapangan.Belum ada data pasti mengenai jumlah anak sekolah yang belum juga dapat bersekolah.Namun bisa di pastikan masih bnayak anak ‘tak sekolah’di 24 kabupaten/kota di provinsi SULAWESI SELATAN
Seperti halnya seorang anak mantan satpam di daerah tanah toraja tidak bisa bersekolah mengingat biaya hidup terlalu mahal di tambah lagi kebutuhan biaya transport ke sekolah membutuhkan biaya yang tidak sedikit sedangkan penghasilan tak menentu.Padahal sejak di lantiknya pasangan H.Syahrul Yasin Limpo dan H.Agus Arifin Nu’mang sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur pada tahun 1998 hingga saat ini ,pemprov Sulsel diatur resmi melalui peraturan daerah (perda) No.4 tahun 2009 tentang penyelenggaraan pendidikan gratis di sulsel.
Semua ini merupakan indikator nyata bahwa pendidikan gratis tidak menunjang peningkatan mutu SDM khususnya di SULAWESI SELATAN(Sulsel).Alokasi dana pendidikan gratis yang seyogyanya diperuntukkan untuk kebutuhan peningkatan SDM murid-murid sekolah, fasilitas dan berbagai hal yang mesti diperbaiki untuk peningkatan kapasitas anak didik di setiap sekolah. Sehingga yang terjadi, di banyak kasus dana pendidikan gratis digunakan untuk kepentingan pribadi para oknum, ada satu hal cerita lucu lagi ketika penulis mendengar ocehan para Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, “ kapan mau kita bagi-bagi sisa dana Bos nya”,langsung terbesit dalam hati kecil bahwa begitu bobroknya system dan oknum yang seharusnya menjadi abdi dan panutan bagi para anak didiknya.  

GRATIS tapi MASIH BANYAK YANG PERLU DI BAYAR, (Kemana Aliran Dana Pendidikan Gratis )??

Uraian kalimat di atas seakan manipulatif dan tidak sesuai dengan fakta yang ada .Kata ‘GRATIS’ berarti bebas dari biaya dan kontribusi.Namun,jika kita lihat fakta-fakta di setiap sekolah yang menerima bantuan dana bukannya meningkat malah merosot,tagihan iuran dan pernyediaan buku-buku paket tidak menjangkau setiap siswa fasilitas-fasilitas yang tersedia seadanya saja.
Dengan adanya pendidikan gratis bukannya beban orang tua menurun tapi sebaliknya. Kadang saat kita masih berstatus sebagai siswa sering bertanya-tanya kemana dana pendidikan gratis di alirkan ??
Pendidikan gratis seakan permainan politik,gratis tapi masih banyak yang musti di bayar.Kebijakan pemerintah  mengenai bantnan dana untuk setiap sekolah telah terelisiasikan.Sejak 1 juli 2008 pemerintah menyediakan bantuan dana sebesar Rp120.000/siswa untuk SD dan sederajat da Rp240.000/siswa untuk SMP dan sederajat.Bantuan dana tersebut dimaksudkan untuk membayar berbagai macam kebutuhan sekolah,olahraga,les,pengadaan foto murid dan berbagai macam iuran lainnya serta dana untuk siswa/murid dari kalangan keluarga miskin untuk pembelian seragam sekolah.
Meski demikian realita yang kita jumpai ternyata masih banyak anak-anak yang harusnya duduk di bangku sekolah terpaksa banting tulang dengan alasan ongkos buat sekolah mahal,kasus lain yang sering kita jumpai yaitu drop out tak mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena faktor ekonomi. 
Sampai sekarang kasus yang demikian belum bisa diatasi secara maksimal oleh para pembuat kebijakan. Tercantum dalam pembukaan UUD 1945 pasal 1, yang kemudaian dirincikan dalam beberapa ayat sebagai berikut:
 Ayat 1 :Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan.
Ayat 2.Setiap warga nengara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
Slogan ini diumbar kemana-mana tapi masih banyak yang tidak bisa duduk di bangku sekolah, jangankan SMP seragam merah putih pun banyak yang tak pernah mengenakannya terkhusus realita di Sulsel. Sungguh memprihatinkan.masih banyaknya anak-anak yang harus putus sekolah karena alas an ekonomi, bahkan yang menjadi bobrok lagi ketika para pembuat kebijakan dengan asyiknya berlenggak-lenggok tanpa melihat kebawah yang terjadi seperti apa. 
Aliran dana yang seharusnya untuk peserta didik malah jatuh ke tangan-tangan mereka yang tidak bertanggung jawab.  Pemerintah musti berupaya untuk  mengatasi masalah ini. Tinjauan langsung ke sekolah-sekolah terutama di daerah-daerah terpencil perlu di tingkatkan. Dengan adanya kunjungan langsung, para penguasa juga bisa tau apa kekurangan dan kelebihan terkait dengan kondisi pendidikan pada daerah tujuan.  Dan kemudian perlunya rekonstruksi pemikiran bagi para penjaja politik bahwa kebijakan selayaknya di enyam dulu sebelum dicobakan ke orang lain. ibarat makn nasi dikunyah dulu sebelum ditelan.

Pendidikan Sebagai Jualan Politik Para Calon Penguasa

Seperti halnya musim, perguliran kepemimpinan akan menjadi bahan perbincangan ketika itu terjadi. Adanya tawaran dan jajanan politik para calon penguasa sekan menjadi jamur di musim hujan, yang kemudaian hilang ketika musim kemarau dating. Selayaknya  janji-janji politik yang diumbar-umbar, namun yang terjadi kemudian adalah “jamur-jamur” itu satu-persatu mulai hilang dan terlupakan dengan sendirinya dan digantikan dengan “ tanaman-tanaman” lain para penguasa untuk mendapatkan bagian.
 Salah satu jualan politik yang paling sering kita temukan adalah PENDIDIKAN GRATIS. Calon no. 1 dengan semangat baru-nya bahkan berani mengeluarkan paket BEBAS, yang salah satunya adalah bebas biaya pendidikan sampai SMA dan sederajat, sekaligus dukungan buat peningkatan kapasitas wirausaha peserta didik dengan kemudahan pinjaman dana usaha. Kemudian calon no.2 dengan sampan induknya tidak jauh beda dengan  calon no.1 dan kemudian pada calon no. 3 dengan sayap garudanya-nya punya hal yang sama buat kemajuan pendidikan di SULAWESI SELATAN. Yang menjadi pertanyaan kembali bahwa, apakah paket ini yang menjadi jajanan politik para calon, sudah mereka pertimbangkan yang akan menjadi “jamur” yang tetap ada sampai musim berikutnya. Yang kedua perguliran estafet kepemimpinan di sulawesi selatan seharusnya menjadi panutan teutama dalam hal penddikan politik kedepannya sehingga akan berdampak pada kapasitas dan kapabilitas masyarakat. Kemudian yang menjadi harapan adalah kemajuan pendidikan di Sulawesi selatan,siapapun orangnya, apapun warnanya. Yang terpenting dalah bahwa kami tidak melihat lagi anak-anak jual Koran dijalan di waktu sekolah, tidak ada lagi keluhan para orang tua akan biaya sekolah anak-anaknya. Semoga ide itu akan menjadi realitas yang kemudaian menjadi kebenaran yang sesungguhnya. Insyaallah. Kita tunggu tanggal mainnya.












BIODATA PENULIS

Nama               : Nur Rahmah
Nim                 : 10536431012
Kelas               : 1 C
Fakultas           : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Jurusan            :  matematika
Alamat            : Jl. Tidung VIII stapak 10 no, 133, Kelurahan Mapala, Kecamatan Rappocini, Makassar
Email               : rahmah105@gmail.com
No. Hp            : 085396344039

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Cheap Web Hosting